SIMBOL KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS MINORITAS SEKSUAL DI APLIKASI BLUED

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan simbol komunikasi dalam interaksi digital di aplikasi Blued oleh komunitas pengguna di Kota Kendari. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus, serta merujuk pada teori simbol Susanne Langer dalam memahami bagaimana simbol-simbol digunakan untuk membangun identitas dan relasi sosial. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan yang aktif menggunakan aplikasi Blued serta observasi terhadap pola komunikasi yang terjadi di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas pengguna aplikasi ini memanfaatkan berbagai simbol verbal dan nonverbal, seperti penggunaan istilah khusus, elemen visual dalam profil, serta konsep gaydar sebagai alat pengenalan sesama anggota komunitas. Simbol-simbol ini berfungsi tidak hanya sebagai sarana komunikasi tetapi juga sebagai mekanisme untuk memperkuat identitas dan membangun rasa kebersamaan dalam lingkungan sosial yang masih menghadapi stigma. Implikasi penelitian ini menyoroti bagaimana media digital menjadi ruang baru bagi komunitas untuk mengekspresikan identitas mereka, sekaligus mengatasi keterbatasan sosial yang ada dalam kehidupan nyata. Kontribusi akademik dari penelitian ini terletak pada eksplorasi bagaimana simbol komunikasi digunakan dalam konteks media sosial berbasis orientasi seksual, yang masih jarang dikaji dalam penelitian komunikasi di Indonesia.