PESAN MORAL POMASIGHO, POANGKA-ANGKATAU, POADHA-ADHATI DALAM MENGURANGI KONFLIK SOSIAL DI MASYARAKAT MUNA
Keywords:
Pesan Moral; Pomasigho; poangka-angkatau; poadha-adhati; konflik sosial; falsafah hidupAbstract
Sebagai salah satu suku yang masih kental dengan adat dan kebudayaan, suku Muna juga memiliki sebuah Falsafah hidup dari zaman dulu yang menjadi pedoman, arahan atau pandangan hidup bagi masyarakat Suku Muna. Falsafah hidup atau pandangan hidup tersebut adalah “pomasigho, poangka-angkatau, poadha-adhati” yang mengajarkan untuk saling tenggang rasa/ menghargai, saling menyayangi dan saling menghormati sesama manusia tanpa memandang jabatan, suku, agama, strata sosial. Akan tetapi, dewasa ini masyarakat suku Muna di khawatirkan sudah mulai melupakan atau meninggalkan falsafah hidup tersebut yang begitu indah. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pesan Moral pomasigho,poangka-angkatau,poadha-adhati dalam mengurangi konflik sosial di masyarakat Muna. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat Muna terhadap falsafah suku Muna yang di ajarkan oleh Lakilaponto yakni pomasigho, poangka-angkatau, poadha-adhati. Untuk mengetahui keadaan konflik sosial pada masyarakat Suku Muna. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jumlah Informan sebanyak 10 ( sepuluh ) orang berasal dari para Tokoh Adat dan Masyarakat Desa Barangka Kecamatan Barangka, Kabupaten Muna Barat dengan menggunakan penentuan secara sengaja. Wawancara, observasi dan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang kemudian dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pesan Moral dari falsafah hidup suku Muna yakni pomasigho, poangka-angkatau dan poadha-adhati adalah untuk saling menyayangi , saling menghargai dan saling menghormati antar sesama manusia tanpa membedakan Ras, Suku, Agama maupun golongan tertentu. Masyarakat Desa Barangka masih memegang teguh dan memahami ajaran dari falsafah hidup Suku Muna. Konflik sosial dalam masyarakat Desa Barangka sudah berkurang dan menunjukan bahwa ajaran falsafah hidup tersebut masih mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Desa Barangka
References
Ananda, R. 2017. Implementasi nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 19-31.
Cholis, M. N., & Utomo, D. M. B. 2018.Komunikasi Interpersonal Guru dan Orang Tua Siswa Bidang Perkembangan Moral Siswa Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Dharma Pendidikan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(1), 33-46
Kurniawan, D. 2018. Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism-Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(1), 60-68.
Lestari, Ayu Indah dkk. 2018. Pengetahuan Masyarakat Tentang Makna Nanasi Sebagai Simbol Persatuan Masyarakat Buton (Studi Di Kelurahan Lamangga Kecamatan Murhum Kota Baubau). Jurnal Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo. Volume 7 Nomor 2 /http://journal.fib.uho.ac.id/index.php/etnoreflika/article/view/513 / diakses pada tanggal 29 januari 2020
Santoso, R. A., & Akhmad, B. A. 2015.Analisis Pesan Moral Dalam Komunikasi Tradisional Mappanretasi Masyarakat Suku Bugis Pagatan. Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan, 18(3), 233-250.
Sastranegara,Abdul Husain dkk. 2017. Makna Komunikasi Simbolik Dalam Perkawian Dopofuleigho (Kawin Lari) Pada Etnik Muna. Jurnal Program Studi Kajian Budaya, Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo :Kendari / http://ojs.uho.ac.id/index.php/JPeB/article/view/7866 / diakses pada tanggal 29 januari 2020